Sabtu, 22 November 2008

cerpen si belang

Ada sebuah keluarga memelihara sepasang ayam, mereka sangat memelihara sepasang ayam itu dari masih kecil sampai ayam itu besar hingga si ayam betinanya bertelur.

Keluarga ini sangat senang sekali ketika mengetahui kalo si Ayam betina ini bertelor, mereka berpikir berarti ngga sia2 mereka memelihara ayam - ayam itu sampai besar.

Si Ayam betina mengerami ayam2 itu sampai akhirnya telor - telor itu menetas. sungguh senang si ayam betina itu apalagi keluarga itu melihat anak2 ayam lucu-lucu. Jumlah anak ayam itu ada lima ekor. si empunya memberi nama masing2 anak - anak ayam itu sesuai bulu - bulu yang mereka miliki, ada si Belang, Hitam, Coklat, Putih en Kuning.

Masing - masing anak ayam punya sifat yang berbeda, si Hitam, suka naik2 pohon, si Coklat suka masuk rumah, si Putih suka naik meja didalam rumah, si Kuning dan yang terakhir si Belang dia suka banget mainan debu. Kelima anak2 ayam itu semuanya Jantan dan sudah mulai besar (Jago), jadi bisa dibayangkan setiap pagi pasti berkokok semerdu -merdunya (menurut mereka).

Sesuai tradisi keluarga tersebut setiap perayaan hari raya mereka menyembelih ayam2 peliharaannya. ayam pertama yang disembelih keluarga itu adalah si Pejantan, yaitu bapaknya kelima ayam itu. Ketika melihat bapaknya disembelih kelima anak ayam itu takut terutama si Belang. Sibelang berpikir mungkin karena bapaknya terlalu nyaring berkokoknya sehingga mengganggu Tuannya yang lagi enak tidur. sedangkan ke empat ayam yang lainnya tidak berpikir sejauh itu.

Si Belang pun menuruti apa yang ada dalam pikirannya yaitu tidak mau lagi berkokok diwaktu pagi dan tidak mau lagi mainan debu biar tidak kotor, karena itulah si Belang sejak saat itu tidak mau lagi berkokok setiap pagi mulai banyak diam tidak mau lagi mainan debu, hingga membuat saudara2nya bingung karena si Belang pun juga tidak mau cerita ke saudara2nya karena untuk keselamatan dirinya. Sementara keempat saudaranya masih melakukan kebiasaannya yang selalu mereka lakukan, berkokok setiap pagi dan bermain sesuai yang mereka suka.

Perayaan hari raya berikutnya, Keluarga itu mulai memilih ayam mana yang akan disembelih. Akhirnya keluarga itu memilih si Belang. Keluarga itu berpikir si Belang sakit, daripada sakit dan sakitnya itu menular ke ayam yang lainnya mending disembelih. Mendengar berita tersebut siBelang sangat luar biasa sedihnya, Dia tidak tahu apa kesalahannya. Tiba saatnya si Belang ditangkap dan disembelih. Ketika melihat si Belang disembelih, keempat saudanya sangat sedih, mereka melihat sungguh malang nasib si Belang dimasa hidupnya, ketika besar tidak mau berkokok dan tidak bermain debu seperti waktu dia masih kecil.

"Kebahagian yang sempurna adalah ketika menjalani hidup apa adanya dan selalu menjadi diri sendiri"

Tidak ada komentar: